Indonesia Dream Team versus Arsenal Dalam Angka
Penantian panjang Gooners selama 30 tahun
akhirnya terbayar juga. Minggu, (14/7/2013) malam WIB di Stadion Utama Gelora
Bung Karno, Jakarta, Mikel Arteta dan kawan-kawan menghibur Gooners guna
menjalani laga persahabatan dengan Indonesia Dream Team. Kunjungan Arsenal ke
Indonesia yang bertajuk Arsenal Tour 2013 ini merupakan kunjungan mereka yang
kedua kalinya, setelah kunjungan pertama mereka 30 tahun silam.
Pada 1983, klub asal London Utara yang saat itu
dilatih oleh Terry Neill datang ke Indonesia untuk menjalani tiga laga
persahabatan. Menghadapi VSP (kini PSMS Medan) yang berkesudahan 3-0 untuk
Arsenal di Medan, mengalahkan VSPSSI (timnas SEA Games) 5-0 di Gelora Bung
Karno, Jakarta dan sekali mengalami kekalahan saat menghadapi Niac Mitra
Surabaya (kini Mitra Kukar) di Stadion 10 November, Surabaya.
Saat menghadapi Niac Mitra Surabaya yang digelar
pada pukul 14.00 WIB, Arsenal yang diperkuat kiper Timnas Inggris Pat Jennings,
Graham Rix dan David O’Leary dipaksa mengakui keunggulan Niac Mitra 2-0 melalui
gol legenda Singapura, Fandi Ahmad dan mantan penyerang timnas Indonesia, Joko
Malis.
Kini 30 tahun berselang, Indonesia Dream Team
tidak mampu mengulangi kesuksesan Niac Mitra Surabaya. Tim asuhan Jacksen F.
Tiago tersebut dikalahkan The Gunners dengan skor telak 7-0. Kurnia
Meiga yang mengawal gawang Indonesia Dream Team dipaksa memungut bola berkat
gol Theo Walcott pada menit 19, Chuba Akpom (53), Olivier Giroud (71, 73),
Lukas Podolski (83), Kristoffer Olsson (85) dan Thomas Eisfeld (87).
(gambar dari www.bola.viva.co.id) |
Meski pertandingan tersebut merupakan
pertandingan persahabatan, Arsenal tetap tampil serius. Terbukti sejak menit
pertama Arsenal langsung menguasai jalannya pertandingan. Hal tersebut terlihat
berdasarkan statistik ball possesion Arsenal sebanyak 63% berbanding 37%
untuk Indonesia Dream Team. Permainan umpan pendek Arsenal yang dikomandoi oleh
Mikel Arteta membuat tim yang menempati perangkat empat English Premier
League musim lalu mencatatkan passing success sebanyak 85%
(545/634). Aaron Ramsey, midfielder asal Wales yang bermain selama 68
menit memberikan kontribusi terbesar, ia melakukan 69 kali passing dari
83 percobaan atau memiliki persentase akurasi individu sebesar 83%. Sedangkan passing
success Indonesia Dream Team sebanyak 80% (315/393). Victor Igbonefo
mencatatkan dirinya sebagai pengumpan terbaik. Munculnya Igbonefo yang
berposisi center back disebabkan Indonesia Dream Team lebih banyak
memainkan bola di daerah pertahanan sendiri. Ia berhasil melakukan 50 passing
dari 54 kali percobaan atau memiliki persentase akurasi individu sebesar 92%.
Minimnya penguasaan bola yang dilakukan Boaz dan
kawan-kawan mengakibatkan mereka hanya menghasilkan tujuh goal attempts
berbanding 23 yang dihasilkan Arsenal. Sementara itu tujuh kali percobaan shot
hanya satu yang mengarah ke gawang (on target) yakni yang dilakukan
oleh Boaz Solossa. Berbeda jauh dengan yang dihasilkan Arsenal, 23 kali
percobaan shot, 10 tembakan berhasil mengarah gawang (on target)
Kurnia Meiga. Olivier Giroud memberikan kontribusi terbesar, dua percobaan
tembakannya berhasil dikonversi menjadi gol atau persentase individu sebesar
100%.
Perbedaan kualitas individu kedua tim sangat
terlihat pada statistik dribble success, Arsenal mencatatkan 19 kali
dari 27 kali percobaan (70%). Kontribusi terbesar kembali dihasilkan oleh Aaron
Ramsey, ia mencatatkan enam kali dribble success dari tujuh kali
percobaan sedangkan Indonesia Dream Team menghasilkan tiga kali dribble
success dari enam kali percobaan (30%).
Sementara statistik tackle success yang
dilakukan Indonesia Dream Team menghasilkan 12 kali dari 32 percobaan (37%).
Hasim Kipuw memperoleh stats terbaik dengan tiga tackle dari tujuh kali
percobaan atau memiliki persentase sebesar 42%. Sementara Arsenal melakukan 15 tackle
dari 21 percobaan (71%). Mikel Arteta memberikan kontribusi terbesar dengan
tiga kali tackle dari tiga percobaan atau persentase individu sebesar
100%.
Indonesia Dream Team yang sesekali mampu
merepotkan pertahanan Arsenal mampu menciptakan cross success sebanyak
tiga kali dari 10 percobaan (30%) berbanding (25%) yang diciptakan Arsenal,
dimana delapan kali berhasil dari 31 percobaan. Thomas Eisfeld, yang baru
berusia 20 tahun memberikan tiga crossing dari enam kali percobaan atau
persentase akurasi crossing-nya sebesar 50%, selain itu ia juga
menciptakan satu gol.
Serangan Arsenal yang bertubi-tubi membuat Victor
Igbonefo dan kawan-kawan tercatat melakukan clearance sebanyak 29 kali
berbanding delapan kali yang dilakukan Arsenal. Sementara block yang
dilakukan kedua tim berimbang 3-3. Namun gencarnya serangan Arsenal membuat
Muhammad Roby, center back asal Persisam tercatat melakukan enam kali intercept.
Sementara Ignasi Miquel, satu-satunya pemain Arsenal yang bermain 90 menit
tercatat melakukan empat kali intercept. Center back asal Spanyol
tersebut bermain sebagai full back di babak kedua dikarenakan Arsene
Wenger melakukan pergantian komposisi pemain.
Berdasarkan statistik yang dihasilkan Indonesia
Dream Team melawan Arsenal, sangat terlihat bahwa kualitas Arsenal jauh di atas
Indonesia Dream Team. Namun bila dibandingkan saat menghadapi Belanda, ball
possesion Indonesia justru mengalami peningkatan dari 28 % (vs Belanda)
menjadi 37% (vs Arsenal), selain itu berdasarkan passing success,
Indonesia Dream Team juga mengalami peningkatan dari 77% (236/303) saat melawan
Belanda menjadi 80% (315/393) saat melawan Arsenal.
Peningkatan statistik juga terjadi pada dribble
success, saat melawan Belanda, Indonesia Dream Team menghasilkan dua kali dribble
dari 12 kali percobaan (16%) menjadi tiga kali dribble dari 6 kali
percobaan (50%) saat melawan Arsenal. Cross success juga mengalami
peningkatan, 9% (1/11) saat melawan Belanda menjadi 30% (3/10) saat melawan
Arsenal.
Melihat statistik tersebut, sesungguhnya
penampilan Indonesia Dream Team terdapat beberapa perbaikan dibandingkan laga
sebelumnya walaupun berdasarkan skor akhir mengalami kekalahan yang sangat
telak. Berdasarkan hasil pertandingan melawan Arsenal, Jacksen F. Tiago
dikabarkan berencana melakukan beberapa perubahan komposisi pemain guna
menghadapi dua tim English Premier League lainnya yaitu Liverpool dan
Chelsea pada 20 dan 25 Juli mendatang. Diharapkan tiga laga persahabatan
melawan tiga tim English Premier League tersebut mampu memberikan dampak
positif bagi timnas Indonesia untuk menghadapi babak kualifikasi Piala Asia
2015.
*) Artikel ini telah dimuat di labbola.com tanggal
18 Juli 2013
Comments
Post a Comment